SHARING KATERING, MODEL BISNIS KULINER
BARU
ANCAMAN ATAU PELUANG BUAT UKM ?
Yuyun Anwar
Ig : yuyun_anwar, Fp info kursus kuliner
pangan
Praktisi dan konsultan kuliner dan olahan
pangan
The New
Model Bisnis Katering Kekinian
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kehadiran bisnis
start up yang mampu mengerus eksistensi dan dominasi pelaku usaha kuliner
terutama katering , mulai marak bahkan trend bisnis sedang mengarah kesana.
Disadari atau tidak ,bentuk katering online yang secara langsung menyebut
dirinya atau yang masih malu malu mendeclare sebagai katering,sangat marak
berseliweran di Instagram atau setiap detik beredar di beberapa sistem aplikasi
.
Era kini, katering sudah kuno banget dengan
menggunakan cara lama yang baik secara process dan caranya dianggap tidak
efisien dan high cost. Lamban , tidak fleksible dan mahal, output dari jasa
yang dihasilkan katering konvensional menjadikan usaha ini makin tidak bisa
mengantisipas perkembangan yang ada.
Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan dunia
usaha kuliner saat ini?. Pergerakan begitu sulit dikendalikan, dari usaha jasa
boga jenis kafe ataupun warung, yang bahkan mereka dengan skala besar masih
menyebut jasanya warung atau kedai. Padahal antara resto dan warung beda size.
Era kini, tidak peduli, dengan menyebut diri warung terihat kecil, asal gerakan
cepat tidak ada masalah. Bisnis resto siap saji memang paling terlihat paling
booming. Dengan mengusung tema kekinian kreatif, para pemula kuliner ini mampu
menarik perhatian milenial. Ya, mileneal target market masa depan. Dengan
kemampuan menangkap keinginan (bukan hanya kebutuhan) milienal, warung atau
kafe ini mampu menggebrak bisnis kuliner bahkan keluar dari pakem.
Para pemula ini tidak terjebak pada “barrier” UKM
lama yang selalu berpusat pada modal . Tanpa modal dari Bankpun, mereka sudah
bisa membuka kerjasama dengan pihak lain. Kategori kerjasamanya bukan dengan
syarat syarat berat seperti perusahaan tua masa lalu, misal franchise. Lupakan
franchise, ribet kebanyakan pre requisite dan butuh waktu lama. Dengan kategori
yang dibuat simple, tidak tahu sebutanya kemitraan, bisnis oportuniti, syirka
atau bagi hasil. Mereka mampu berdalih. Ah, terserah. Sah saja. Yang jelas
faktanya tanpa franchise begituan, bisnis mereka dalam waktu sebulan bisa bukan
5 cabang, prestasi yang tidak akan terjadi di era lalu jika tidak perusahaan
besar dengan modal besar dan asset besar. Dan mereka sekarang sedang bergerak,
meninggalkan pola lama yang kadang melongo melihat percepatan mereka.
Valuasi, konsep bisnis mereka banyak mengarah pada
konsep tersebut. Aset bukan hanya barang kasat mata yang dilihat saat ini.
Untuk besar tidak perlu punya gedung besar,jaminan asset, karyawan dst yang
dulunya dianggap sebagai nilai yang menjadi parameter konvensional. Untuk
dipercaya, mereka tidak tidak terlalu focus pada asset kasat mata. Ya, bisnis
masa depan dan prospek adalah valuasi.
Lantas bagaimana dengan katering, dengan gerakan
dan lini sama harusnya katering juga bisa berkembang cepat sama dengan kuliner
resto. Bahkan keduanya saling “mencaplok peran” atau peran ganda yang bisa
saling mengambil marketnya. Mari kita bedah sejauh mana bisnis katering
kekinian bisa “mengacaukan” atau kerennya mendisrupt cara acara lama katering
konvensional.
Difinis katering atau jasa boga menurut keputusan
mentri kesehatan adalah usaha jasa atau perorangan yang melakukan kegiatan
pengelolaan makanan di luar tempat usaha berdasarkan pesanan. Berdasarkan
terminology tersebut sebuah usaha katering agar bisa beroperasi harus memiliki
:
1. fasilitas mengelola makanan dalam hal ini
bangunan
2. Peralatan katering dalam hal ini perlengkapan
baik mesin, alat masak sampai saji
3. Lokasi untuk mengolah makanan dalam hal ini
tanah
4. Fasilitas distribusi yang akan mengantar olahan
makanan di luar dapurnya
5. Operator yang akan menjalanan peran , memasak
dan menyajikan makanan
6. Manajemen pengolahan penyajian yang akan mengatur hidangan dari pembelian
bahan baku sampai saji.
7.Modal usaha yang harus disiapkan setelah menerima
order katering baik untuk stok bahan atau untuk pembelian langsung barang
segar.
8. Mengembangkan brand dan menu produk
Go food, bisa jadi disruptor pertama katering
konvensional yang sangat mengacaukan ,karenanya katering konvensional mulai
terasa, kenapa omzet jadi turun. Go food dengan baju “aplikasi jasa pengantar
makanan” sebenarnya adalah katering sekaligus restoran terbesar “ , lebih besar
dari resto jaringan intrenasional. Dalam satu wilayah kota, berapa ratus kedai
atau resto yang bergabung dengan go food. Bayangkan, dengan hanya masuk di
point 4, yakni fasilitas distribusi Go Food bisa men-disrupt peran resto chain
yang tujuannya buka cabang agar bisa mendekati pasarnya. Bahkan Go Food lebih dekat dari cabang
restonya, karena aplikasi membuat konsumen lebih mudah dan asik. Dan Go Food tanpa modal banyak sebagaimana
secara konnvensional bisa jadi investnya trilyunan, tapi bisa dapat profit
lumayan. Smart. Sekarang bukan hanya Go Food, ada Grab dan saya yakin akan
muncul aplikasi lainnya yang akan bertambah.Tinggal pencet , masakan
datang. Sangat nyaman. Banyak yang
menyebut “economic sharing” dimana P to P biz bisa terjadi. Saling memanfaatkan
fasilitas atau optimalisasi modal dan fasilitas.
Go food atau aplikasi lainnya bisa jadi masih masuk
di rana distribusi saja sehingga konsumen masih punya pilihan mengenal brand atau
merk resto katering lain. Mereka memilih karena reference pada brand yang
tercantum di aplikasi. Konsumen bisa menilai brand tersebut enak atau tidak
Bagi saya,distruption go food masih memberi peluang
katering online untuk mempromosikan produknya. Konsumen masih paham brand dan
produk resto/katering.Tidak “separah” katering online yang sedang muncul dan bisa menggerus brand brand
katering atau resto. Tetap dengan konsep “economic sharing” katering online ini “mengganggu”
katering konvensional bahkan secara halus mengakuisisi brand brand kateringnya
karena katering ini bergerak dengan satu nama dengan memanfaatkan semua
fasiltas dari nomor 1 sampai 8.
Kulina,contoh katering online aplikasi dengan
memanfaatkan kerjasama dengan dapur dapur katering lain dibawah satu paying brand.
Pastilah, dengan ide luar biasa tersebut, optimalisasi seluruh pra syarat usaha
katering, pricing kulina pasti murah. Dan ingat milenal suka pada yang murah
dan praktis. Ini jauh lebih mendisrupt karena brand operator yang diajak
kerjasama tidak muncul. Very smart.
Kedua katering online tersebut tentu saja tidak
butuh waktu lama untuk membangun bisnisnya. Berbeda dengan yang konvensional.
Untuk membuat usaha katering, mengurus ijin katering aja butuh setahun,butuh
investasi butuh edukasi karena harus ada food safety. Sementara mereka bisa
melenggang tanpa semua prasyarat itu.
UKM katering
Kemana dan Dimana ?
Kedua aplikasi itu salah satu bentuk “pesaing
bayangan” yang sebenarnya bukan pesaing tapi bisa mengambil market secara tidak
langsung. Katering konvensional yang besar besar bisa jadi sangat terganggung
dengan cara acara baru mengelola bisnis katering kekinian ini. Lalu kemana dan
dimana UKM kuliner yang bergerak di rumahan ?. Apa tetap memilih cara cara
mandiri mempromosikan katering kecilnya dengan cara promo gratis/kecil kecilan
saja ?. Kemana sebenarnya ?
“ride the wave”, katering kecil wakutnya mengambil
kedua kesempatan dengan berkembangnya kedua aplikasi tersebut. Stand out with
your brand dan optimalisasi dapur dengan bekerjasama dengan mereka. Model
bisnis dengan sharing catering ini sedang berkembang. Itu tergantung anda. Ingat katering luar
negeri pun sekarang mulai bermunculan di local loh,bahkan saya dengar gossip, Singapore
hendak invest bisnis katering dengan fasiltas canggih. Wiih selamat datang…………….makin
seru, karena tahu Indonesia butuh makan.
Di tengah perkembangan yang cepat, tetiba saya
khawatir, dimana food safety ? siapa yang bertanggung jawab ? . Setelah lebaran
, saya akan tulis ini.
Selamat Tentukan pilihan, ancaman atau peluang.
0 komentar