BENARKAH MENU JADI MESIN PEMBUNUH BISNIS
KULINER ?
Mengembalikan Fungsi Menu di Resto
Katering
Yuyun Anwar*
Praktisi dan consultant kuliner dan Pangan Olahan
IG yuyun_anwar
Your Menu Is
Your Lifeblood in Your Biz !!
Jangan menganggap menu hanyalah serangkaian daftar
makanan minuman yang ditawarkan ke konsumen. Menu bukan sekedar daftar makanan
minuman dengan harga dan gambar yang mempermudah konsumen untuk mengenalinya.
Jika menu hanya itu, pastikan bahwa bisnis kuliner anda adalah mayat hidup yang
bergentanyangan.
Tidak berlebihan, bahwa menu punya peran yang
sangat significant bagi usaha bisnis kuliner. Meski dengan era digital seperti
sekarang ini, meski dengan adanya declare bahwa lokasi, ambient dan design
resto yang unik untuk foto menjadi daya tarik resto didatangi konsumen, tetap
jika usaha anda adalah service makanan Menu akan menjadi nyawa dari bisnisnya.
Apa sih
Fungsi Menu Bagi Kelangsungan Bisnis ?
Menu itu Merchandizing tools, alat untuk jualan.
Jadi Marketing harus menjadikan menu sebagai alat yang akan men drive customer
untuk melakukan pembelian sesuai dengan strategi pemasarannya. Marketingpun
saat promo pun harus mengacu kepada menu yang sedang di up sale /dijual habis
habisan. Bayangkan jika menu anda tidak tidak perform, dipromo habis habisan,
value dari marketing tidak ada pada menu yang disediakan, customer akan kecewa
. Menu anda menjadi sumber malapetaka.
Lebih jauh lagi , your menu is your branding
drives. Jika bisnis resto yang dikelola
ingin sustain dalam jangka waktu yang panjang, branding adalah jawabannya. Bisa
dibayangkan jika menu yang dijual tidak bisa mendeliver value yang dijanjikan,
maka konsumen akan menuduh resto anda “pembohong”, tidak jujur dengan janjinya.
Menu harus memenuhi syarat kualitas dan kwantitas yang mengambarkan branding
yang ingin disampaikan. Yakin menu anda mampu mewakili brand resto anda ?. Jika
tidak maka menu anda tanpa disadari akan ditinggalkan oleh pelanggan sehingga
sepi pengunjung. Toh sudah banyak menemukan resto seperti kuburan. Sepi tanpa
kehadiran pembeli.
Terakhir, Menu itu Panduan Kerja dari dari tiga
pelaku bisnis resto dan katering yakni panduan kerja bagi fungsi struktur
organisasi di dapur (pembelian,cook,gudang dan seterusnya), fungsi struktur
organisasi outlet dan panduan buat pembeli. Jenis menu di dapur akan menentukan
cara,pola serta tehnik masak, jenis peralatan, bahan baku, bahan tambahan,
tenaga kerja dan seterusnya yang persiapan tersebut akan menentukan ketersedian
menu yang akan disajikan team outlet. Di outlet, menu menjadi dasar panduan
baik cara saji, masak, peralatan, tenaga kerja sampai ambien ruangan sehingga
menu sesuai dengan promise dijanjikan. Bagi konsumen, menu adalah sarana
komunikasi untuk memilih jenis makanan yang akan dinikmati. Keputusan
pengambilan konsumen tergantung dari menu yang disampaikan. Sehingga untuk
menyusun menu yang baik harus diperhatikan tata letak (hukum eye gaze patern)
sehingga berisifat persuasive.
Bayangkan jika pada fungsi ini menu tidak terhubung
secara sistematis dengan persiapan yang wajib di lakukan di dapur, resto/outlet
sampai di konsumen, maka kerugian yang bertubi tubi akan terjadi. Ketersediaan
menu menjadi ancaman yang akan membuat konsumen malas datang ke resto karena
makanan yang diinginkan.
Yuk kita bahas contoh di Lapangan fakta bahwa menu
menjadi mesin pembunuh bisnis.
Menu yang Berdarah, Banyak kejadian karena
marketing “liar” yang ingin drive pelanggan agar menarik suka iming iming low
price sebagai keunggulan. Padahal komposisi yang dijual tidak bisa mencapai
profit bahkan rugi. Makin laris makin rugi. Hati hati dengan declare paket
seribu, paket limaribu atau sepuasnya. Menu yang tidak dihitung secara rasional
akan menyumbang kerugian yang bertubi tubi.
Menu Yang Mendadak habis, banyak kasus karena
“napsu” mengangkat menu yang terlihat berbeda karena jarang dijual orang
menggunakan bahan baku langka. Misal menggunakan bahan musiman tanpa studi
kelayakan continuetasnya. Sustainable raw material is important. Tiba tiba saja
ketan durian tidak ada lagi karena tidak musim durian atau pempek terpaksa
ditutup dari daftar menu karena ikan gabus mahal dan langkah. Persepsi
konsumen, adalah resto anda jual janji palsu. Sekali datang durian tidak ada
konsumen akan berhitung, aduh jauh jauh pakai transport dan tenaga, ketan durian
habis. Pasti konsumen anda akan tidak balik lagi. Yup boro boro dapat
pelanggan, pembeli saja tidak ada.
Menu Yang Dicurangi karena bahan baku mahal, banyak
resto yang tiba tiba mengurangi ukuran baik berat atau ukuran karena tiba tiba
bahan baku mahal. Karena harga bebek ukuran 1 kg naik drastics maka menggunakan
karkas 800 gr, agar harganya tercover. Pembeli baru mungkin tidak tahu, tapi
jika itu pelanggan maka memory pengalaman nya akan membandingkan. Merasa
dicurangi membuat pelanggan tidan nyaman dan bisa meninggalkan pelan pelan.
Ditinggalkan pelanggan setia, itu menggali kubur sendiri.
Terlalu banyak variasi menu, menyisakan bom waktu.
Banyak yang beranggapan bahwa menu yang banyak itu symbol kemampuan melayani
keinginan pelanggan. Seolah paling jago memasak banyak variasi. Padahal dengan
banyak menu bahan baku, bahan pembantu sampai kemasan juga jadi banyak. Unit
pendukungnya jadi banyak dan panjang , stok menumpuk. Uang berhenti karena lama
tidak berputar. Penyimpanan jadi mahal karena gerakan lamban. Tanpa sadar tiba
tiba uang cash anda tersedot di stok. Dan bom waktupun meledak.
Sebenarnya banyak sih contoh kasus kasus bahwa menu
menjadi penyebab bisnis kuliner hancur baik secra cepat maupun pelan pelan.
Penyebabnya dari awal Menu tidak didesign sebaik mungkin sesuai dengan
standard. Menyusun Menu ada ilmunya. Menyusun Core Menu yang sustain dan
profitable hanya itu jawabnya. Kembalikan fungsi menu pada perannya. Materi
Core Menu sustain dan profitable ini selalu diajarkan di kelas Scale up cara resto kelas dunia di Forum Manajemen Resto. Ini dasar dari manajemen pengelolaan resto atau
katering. Selamat mereview menu.
3 januari 2018, yuyun anwar
0 komentar