MANAJEMEN MUTU PRAKTIS USAHA KATERING RUMAHAN
(Tips mencegah keracunan makanan dalam usaha
katering)
Yuyun Anwar,
Penulis buku dan konsultan kuliner
pangan
Konsultasi : Sms 08176456368, email yuyun_anwar@yahoo.com
Katering Rumahan dan Keracunan Pangan
Usaha katering
rumahan yang dimaksudkan disini adalah usaha menyiapkan makanan minuman sebagai
pelepas lapar/dahaga dalam skala rumahan/mikro. Karena rumahan pasti terkait
dengan lokasi dan jumlah omzet penjualan makanan minuman. Katering adalah salah
satu usaha kuliner yang paling mudah dilakoni karena memang bisa dimulai dari
skala kecil (baca: dapur). Secara lebih khusus katering berbeda dengan
resto/warung, katering menyediakan makanan minuman sesuai dengan pesanan dan
pembelinya sudah jelas,sehingga proses produksi juga berdasarkan pesanan.
Sangat berbeda dengan resto dimana
pembeli belum jelas dan makanan harus selalu disediakan meski tidak ada pembeli
atau ada.
Bicara usaha
katering rumahan pasti tidak lepas dari tuduhan atau tanggapan negatif bahwa
katering rumahan menjadi salah satu penyumbang terjadinya kasus keracunan
pangan di Indonesia. Sebut beberapa kasus di daerah daerah ketika katering
menyediakan makanan seringkali diikuti berita adanya korban yang keracunan,
sakit atau bahkan meninggal dunia. Katering yang menyediakan makanan otomatis
merupakan pihak yang paling bertanggung jawab ketika terjadi keracunan. Bahkan
secara hukum penyedia makanan bisa di tuntut di pengadilan karena mengancam
nyawa pembeli.
Keracunan pangan
adalah hal yang paling menakutkan di usaha katering rumahan. Keracunan pangan
akibat munculnya bahaya pangan yang tidak tertangani dengan baik selama proses
pemasakan sampai menghidangkan makanan. Usaha katering rumahan memang skalanya
kecil, sehingga penerapan regulasinya tidak spesifik diatur, hanya bersandar pada prinsip bahwa usaha makanan
harus menjamin keamanan pangan. Yakni pangan yang dihidangkan tidak boleh
mengandung bahan berbahaya sehingga mengakibatkan konsumen sakit, keracunan
atau meninggal dunia. Ketika usaha
katering yang dijalani mengalami masalah food safety berupa keracunan pangan,
kelangsungan usaha bisa terancam bahkan sanksi hukum di depan mata.
Katering rumah
sebenarnya bisa dikelola secara benar untuk menanggulangi terjadinya keracunan.
Memang belum ada panduan khusus untuk katering apalagi skala rumahan yang
dianggap kecil, pasti akan terasa sangat ribet sekali untuk dilaksanakan.
Bisnis Katering rumahan jika ingin tetap cemerlang mau tidak mau harus memiliki
cara pengolahan yang baik sehingga terhindar dari bahaya pangan. Karena
katering rumahan memang skalanya kecil, manajemen yang diperlukan adalah
manajemen praktis yang sederhana saja.
Manajemen Mutu Praktis, Usaha pun Makin Laris
Mengingat bahaya
keracunan di usaha katering rumahan berdampak besar, upaya pencegahan perlu
dilakukan. Dalam industri makanan konsep pengolahan mutu biasanya berdasarkan HACCP (hazard
analysis Critical control point) yakni prinsip yang harus diterapkan untuk
mengendalikan/mencegah agar usaha
makanan terhindar dari bahaya pangan baik biologi, kimia atau fisik (UU pangan
no 7 tahun 1996). Ini banyak diterapkan di industri besar. Tentu akan sedikit
ruwet jika prinsip itu diterapkan di usaha katering rumahan dengan omzet yang
tidak terlalu besar, apalagi mengingat jenis olahan katering sangat banyak dan
berjumlah tidak besar. Solusinya adalah membuat manajemen mutu praktis dimana
prinsip HACCP tetap masuk namun bisa diaplikasikan secara baik. Dalam
aplikasinya, penentuan titik kristis yang sensitive ditentukan pada saat
penyusunan standard mutu.
Usaha katering
rumahan memang tidak dituntut untuk membuat manajemen yang sempurna,asalkan
makanan aman dikonsumsi, usaha ini tidak akan bermasalah. Namun untuk
kelancaran usaha dan menjaga mutu makanan yang diolah, manajemen (cara) tetap
diperlukan. Bikin panduan yang praktis dan mudah diterapkan . Usaha katering
rumahan tetap lancar bahkan makin laris karena mutunya terjamin. Hal ini
dikarenakan usaha katering rumahan memiliki jenis masakan dan bahan baku yang
sangat banyak macamnya, tidak tersedia uji yang memadai dan waktu konsumsinya
yang singkat. Disebut praktis berupa panduan untuk menghasilkan masakan tidak
berbahaya untuk dikonsumsi dari tahapan penerimanaan, pemasakan sampai
penyajian dengan cara sederhana.
Manajemen Mutu Katering, Apa saja sih ? Susah enggak ?
Manajemen mutu
pada intinya berisikan rencana, kontrol, pelaksanaan dan tindakan pengawasan
untuk memastikan kwalitas produk dan jasa yang dijual. Meskipun tidak disusun
selayaknya hand out manajemen mutu makanan perusahaan besar, setidaknya (sebut
panduan) ini bisa menjadi pegangan saat mengelola usaha katering rumahan.
Sebelum
melangkah ke perencaan pencegahan bahaya pangan, hal yang pertama harus
dipahami bahwa dalam usaha katering harus memiliki dasar keamanan pangan yakni standard
sanitasi hiegene dan proses control . Standard sanitasi hiegene adalah
bahwa dapur/lingkungan bisa mengurangi timbulnya bahaya dari pekerja, ruangan,
udara dll (misal dapur tidak boleh menggunakan dinding bambu dari bahan yang mudah rontok dan patah),
penggunaan air bersih karena air sebagai media pembersih; jika kotor akan
menimbulkan bahaya , serta peralatan yang digunakan dalam kondisi baik (alat
rusak , patahannya berpotensi masuk di makanan). Peralatan mudah dibersihkan
(sisa makanan yang tidak bersih, jadi sumber penyakit) dan menghindari kontaminasi silang (alat
untuk bahan mentah tidak boleh untuk makanan masak). Sedangkan hiegene
berkaitan dengan kondisi karyawan yang memasak sebaiknya tidak menderita
penyakit, paham betul akan kebersihan
sehingga tidak menjadi sumber munculnya bahaya. Karyawan yang menderita
bisul di tangan sangat berpotensi menjadi sumber bahaya akibat penyakit yang
dideritanya. Standard ini bisa diwujudkan dalam bentuk Peratuan untuk karyawan,
cara membersihkan peralatan atau bahkan pengujian air serta kesehatan karyawan
secara bertahap. Misal syarat untuk menjadi karyawan katering, kukunya tidak
boleh panjang, tidak menderita sakit tertentu, dilarang mengenakan asesoris cincin
gelang, tidak boleh banyak bicara dan seterusanya.
Process kontrol
meliputi pengendalian bahan yang sensitif / kritis dan rencana pengendalian
dengan diagram alir dan inactive yang tepat. Bahan senstif yakni pegawai harus
memahami bahan bahan apa saja yang berbahaya sehingga menjadikan masakan tidak
aman dikonsumsi. Misal adanya formalin borax pada bahan ayam yang dibeli, Suhu
ikan yang tinggi saat dibeli, kecenderungan banyak kandungan pestisida pada
sayuran yang dibeli atau pemakaian pewarna ilegal pada kerupuk. Jika bahan berbahaya tetap dimasak maka akan
timbul bahaya (terbayang ayam mengandung formalin dan dikonsumsi pasti akan
keracunan). Dalam hal ini bahan yang diduga demikian harus ditolak atau
dibuang. Agar tidak rugi maka pencarian supplier yang baik dan pencatatan yang
rapi akan menjadi dasar untuk menentukannya. Lebih mudahnya, bahan yang dibeli
tidak mengandung bahaya biologi (bakteri), kimia (borax) dan fisik (pecahan
beling) atau keberadaan bahayanya bisa dikendalikan/dikurangi.
Pengendalian
dengan diagram alir yakni mengelompokkan masakan pada misal jenis diagram alir
1 yakni makanan yang tidak melalui proses pemasakan (kondisi segar) rujak , karedok.
diagarm alir 2 yakni pangan yang diolah
dan disajikan di hari yang sama (ikan goreng, nasi goreng, telur dadar) dan
terakhir makanan dengan olahan kompleks yakni masak simpan re heat holding
saji dst (makanan olahan) seperti
rendang, opor atau gudeg. Tingkat bahaya yang dimaksudkan adalah titik mana
yang paling potensial datangnya bahaya disitulah perlu dilakukan pengawasan.
Semakin kompleks makanan dimasak maka penentuan lokasinya dimana bahaya timbul
semakin banyak. Pada pembuatan rujak yang perlu diperhatikan adalah saat
menerima bahan buah, segar atau busuk.
Pada makanan opor yang sangat sensitive selain saat menerima ayam, perlu
diperhatikan suhu penyimpanan dan holding time. Suhu menjadi ukuran yang sangat
sensitiv karena suhu akan menghasilkan makanan kurang lezat. Opor jika
dibiarkan di suhu ruang terlalu lama akan mudah basi atau pemasakan yang tidak
sempurna akan tidak membunuh bakteri. Incative adalah proses yang sangat
penting yakni proses menghentikan pertumbuhan enzym pada sayur/buah sehingga
tidak berlanjut. Jika terus berlanjut akan menghasilkan buah/sayuran
busuk. Sebelum disimpan dalam suhu
dingin/beku, sayuran buah sebaiknya
harus mengalami pemasakan sebentar (in active). Suhu adalah ukuran
kritis yang harus di jaga, membiarkan makanan di suhu bahaya “danger zone”
yaitu 10o C – 65oC sangat beresiko karena bakteri dengan cepat
berkembang berlipat lipat. Suhu yang
aman adalah dingin, beku dan panas. Dingin dan beku bakteri tidak bisa
berkembang sementara panas membunuh.
Pentingnya Manajemen Mutu
Makanan memiliki
nilai strategis dalam kehidupan. Usaha katering adalah jasa menyediakan makanan
agar kelangsungan hidup manusia tetap berjalan. Dalam situasi yang kompleks
seperti ini usaha makanan juga harus dibarengi dengan manajemen. Beberapa
keunggulan menerapkan manajemen mutu adalah bisa melakuakn pencegahan dini
terhadap timbulnya bahaya. Misalnya bahaya munculnya histamin pada ikan tuna
bisa dilihat dari pemeriksaan suhu dan kondisi ikan saat dibeli. Jika ikan yang
dibeli suhunya panas dan daging jelek, langsung ditolak ; munculnya efek bahaya
berikut misal konsumen gatal gatal bisa dihindari .Tuna yang mengalami kenaikan
suhu akan menimbulkan histamin. Bahaya fisik akibat penggunaan alat yang tidak tepat, misal wajan yang korosiv
sehingga pecahan logam jatuh pada adonan roti . Saat dimakan pecahan logam terikut, konsumen sakit
dan dibawah ke rumah sakit. Ini tidak akan terjadi jika dilakukan pengendalian
: wajan rusak tidak boleh dipakai. Bahaya biologis adalah paling susah
dikendalikan karena keberadaan bakteri tidak bisa dilihat dengan kasat mata,
misalnya penerimaan ayam yang suhunya panas sehingga pertumbahna bakteri yang banyak
bahkan ada bakteri sallmonela (patogen) yang menyebabkan sakit tipus. Pengendalian dini penting agar usaha
tetap lancar. Jika makanan langsung disajikan tanpa dipanaskan, resiko terkena
tipus pasti lebih besar.
Dengan manajemen
maka biaya menjadi efisien. Karena sudah punya standard yang sudah disepakati maka penerimaan bahan
yang busuk misalnya tidak terjadi , bisa
mengecilkan kerugian lebih besar. Bayangkan jika ayam busuk dihidangkan, konsumen protes minta ganti rugi lebih lebih
lagi tidak mau beli di hari lainnya karena makanan tidak bermutu. Manajemen mutu secara tidak langsung akan
membuat usaha katering rumahan jauh lebih menguntungkan. Mutu yang terjaga
adalah aset tak terkira.
Manajemen
memudahkan untuk melakukan analisa dan evaluasi usaha secar tepat. Bahwa sistem
pemasakan yang bagus dan pencatatan yang teratur akan banyak membantu evaluasi
baik dari mempertahankan mutu dan efektiftas proses pemasakan. Proses memasak
dengan cara yang baku disatu sisi akan menghasilkan masakan yang konsisten dari
rasa bentuk dan penampilan. Untuk membuat baku sebuah cara masak diperlukan
catatan. Disini manajemen banyak membantu mengambil keputusan. Pengamatan suhu,
training karyawan, incip makanan dan pengujian makanan adalah bagian dari
manajemen mutu yang penting untuk evaluasi.
Memiliki panduan
yang praktis memudahkan dalam training dan rekruiting karyawan. Bisnis anda
tidak akan tergantung dengan tukang masak yang suka gonta ganti. Karena
tertata, berupa instruksi jelas, semua orang bisa melakukan. Pedoman yang ada
sebagai pegangan saat bekerja.
Melakukan
pelacakan seandainya terjadi kasus keracunan dengan cepat. Bahwa managemen
memiliki keuanggulan dengan cepat bisa identifikasi masakan mana yang diduga
mengandung bahan berbahaya lewat pengecekan dan monitoring. Monitoring atau
pengamatan hasil masakan akan memberikan informasi akurat kondisi mutu makanan.
Jika terjadi hal hal di luar dugaan maka tinggal lakukan pelacakan penghancuran
makanan yang mengandung racun. Tak perlu semua makanan dihancurkan. Katering
rumahan di tengah persaingan ketat, ada
baiknya mulai menyusun panduan mutu sederhana sehingga menjadi dasar yang kuat
agar berkembang menjadi besar. Betulkan ?
0 komentar