Mengapa Abon Cabai Makin Disukai
Abon sudah menjadi salah satu makanan popular yang
digemari hampir di seluruh pelosok nusantara. Aneka jenis abon berkembang
sesuai dengan potensi daerah masing masing.Di beberapa daerah penghasil
peternakan sapi dengan mudah didapatkan oleh oleh khas abon sapi, pun begitu
abon dari ikan marlin di daerah pantai. Abon dengan rasanya yang gurih sedap
sangat cocok di lidah . Sementara karena abon kering dan tahan lama, abon
sering menjadi alternatif untuk dijual karena tidak mudah busuk.
Abon dalam kuliner Indonesia memang bukan lauk utama,
fungsi abon lebih pada pelengkap makanan sehingga tampil sempurna. Abon akan
menjadi pelengkap nasi kuning, nasi krawu atau olahan makanan lain. Yang lagi
trend abon sekarang ditambahkan sebagai toping roti sehingga abon semakin
popular. Abon terkadang menjadi solusi pengganti lauk ketika lauk utama belum
siap. Seringkali jika bepergian jauh ke tempat lain, abon menjadi lauk instan
yang sering dibawa selain sambal tentunya.
Abon banyak disukai bukan hanya karena rasanya yang
gurih tapi praktis ekonomis. Dengan setoples abon misalnya, orang tak perlu
lagi sibuk menyiapkan lauk. Cukup tabur dan nasi siap untuk dinikmati. Abon
memang menambah rasa dalam sebuah sajian sehingga tampil sempurna. Yang
lagi trend dan banyak diminati adalah bisnis pedas. Ide membuat abon cabai tampak semakin berkembang
berkembang. Beberapa merk besar abon cabai sering iklan di
media mempengaruhi meningkatnta permintaan abon cabai. Kalau abon biasanya
gurih, abon cabai pasti pedas sekaligus gurih sedap sehingga cocok sebagai
pendamping nasi, tambahan bumbu oseng, makan mie bahkan abon cabai bisa
menggantikan sambal cabe.
Abon pedas dari
cabai pasti banyak mengundang selera karena rasa pedas sendiri sudah merupakan
daya tarik luar biasa, hal ini dibuktikan makin berkembangnya aneka makanan
dengan memakai kata pedas sebagai daya tarik. Abon cabe agar terlihat lebih
unik boleh diberi level kepedasan sehingga orang yang tahan dengan level
tertentu dianggap sebagai juara, atau memberi bumbu lainnya sehingga variasi
abon cabe lebih banyak. Tak hanya menggunakan bahan cabe merah, cabe hijau dan
jenis cabe khas daerah sebaiknya disebutkan secara jelas sehingga menjadi keunggulan.
Bagi para petani cabai yang mendapat masalah saat panen raya, abon cabe adalah
pengawetan yang cukup handal agar tidak merugi.
Abon Cabe Tampil Mempesona
Pengawetan dengan cara pengeringan membuat kandungan
air dalam cabe akan berkurang banyak. Mengemas abon menjadi penting karena jenis
kemasan yang dipilih juga menentukan tingkat keawetannya. Pilih kemasan yang
tebal dan tahan terhadap suhu di luar sehingga abon tidak mudah berjamur dan
mlempem. Bisa menggunakan toples PET, plastik tebal sampai aluminium foil. Kemasan
akan melindungi abon dari bahaya kontaminasi dengan udara dan kotoran.
Ide kemasan abon
cabe bisa menggunakan botol ukuran kecil dengan penutup yang bisa diputar
sehingga cabe dapat dikeluarkan dengan sekali tekan. Menggunakan sachet kecil
untuk sekali pemakaian juga perlu dipertimbangkan, yaitu buka abon, tabur
langsung di makanan. Kemasan besar bisa menggunakan PET, toples kaca atau
standing pouch. Abon cabe dibuat variasi yang banyak sehingga pembeli tidak
bosan.
Resep Abon Cabe Rasa bawang putih
Bahan :
Cabe merah besar
kering 100 gr
Cabe kecil kering 50
gr
Gula 50
gr
Kaldu ayam bubuk 8 gr
Vitsin 2
gr
Bawang putih goreng 25 gr, blender halus
Cara Membuat :
Blender gula, kaldu ayam
dan vitsin sampai halus. Cabe kering besar bisa dipotong kecil kecil atau
langsung blender halus. Campurkan blendaran gula, cabe merah, caber rawit
kecil. Aduk rata. Tambahkan minyak goreng sedikit dan panaskan api kecil aduk selama 20
menit sampai tercampur rata. Angkat. Tambahkan bawang putih. Abon cabe siap
dikemas. Rasa bawang putih bisa diganti dengan rasa bawang atau rasa lainnya.
Tehnik Mengeringkan cabe
dengan benar
Cabai
kering yang baik dengan kadar air 5-8 %. Semua jenis cabe bisa
dikeringkan. Jika cabai merah besar dibelah. Dengan pembelahan, cabai memerlukan
waktu pengeringan yang lebih singkat/pendek.
Cara Mengeringkan cabe dengan baik.
Pilih
buah yang matang penuh, bagus dan tidak terserang
penyakit. Jika masih muda kadang menghasilkan produk cabai yang berwarna
keputih-putihan. Jangan menggunakan cabe yang busuk karena
warnya menghitam dan rasa pahit. Setelah sortasi
pemilihan, cabai
dicuci dan dibelah. Pembelahan dilakukan agar waktu pengeringan lebih cepat dan
akan menghasilkan cabai kering dengan warna yang lebih baik dibandingkan dengan
cabai tanpa dibelah. Cabe kecil tidak perlu dibelah
jika ingin terlihat utuh atau dijual utuh. Agar hasil cabe cemerlang lakukan
pencelupan atau perendaman penggunaannyadengan merendam buah cabai yang
akan dikerigkan ke dalam larutan kalium meta bisulfit(0,2 %) selama 5-6 menit.
Untuk membuat 1 liter larutan meta bilsufit, ditimbang
0,2g, larutkan sedikit demi sedikit sodium meta bisulfit dengan air
yang bersih, setelah semua larut dengan sempurna, tambahkan air ke dalam
larutan sampai volume 1 liter. Larutan metabisulfit bisa membantu
mencerahkan warna cabai dan mencegah browning atau warna berubah hitam/coklat
yang seringkali terjadi pada sayuran. Setelah dicelup cabe dikeringkan yakni
dengan menguapkan kandungan air pada cabai hingga
jadar airnya kurang lebih 5-8% untuk mencapai kadar air tersebut, waktu
pengeringan yang dibutuhkan 20 – 25 jam (cabai utuh) dan 10 – 25 jam (cabai di
belah). Suhu pengeringan yang digunakan adalah 60 derajat Celsius
jika dilakukan dengan menggunakan oven. Jika dipanaskan di sinar matahari butuh
waktu antara 2-3 hari. Setelah kering cabe bisa disimpan di kemasan tertutup
dengan suhu antara 0-30 derajat Celcius.
Perhitungan
harga Abon Cabe bawang putih
|
|||
Bahan
|
Q'ty/gr
|
Harga/kg
|
Biaya/Rp
|
Cabe merah
besar kering
|
100,00
|
75.000,00
|
7.500,00
|
Cabe kecil kering
|
50,00
|
45.000,00
|
2.250,00
|
Gula
|
50,00
|
12.000,00
|
600,00
|
Kaldu ayam bubuk
|
8,00
|
45.000,00
|
360,00
|
Vitsin
|
2,00
|
30.000,00
|
60,00
|
Bawang putih goreng
|
25,00
|
70.000,00
|
1.750,00
|
minyak goreng
|
25,00
|
12.000,00
|
300,00
|
Jumlah
|
260,00
|
|
12.820,00
|
Hasil Jadi
|
250,00
|
||
Harga 1 kg
|
51.280,00
|
Analisa
Penjualan Bolu per hari omzet 75 pack x 50 gr = 3,75 kg
|
|||
Biaya Operasional
|
|||
Biaya bahan
|
Rp.
|
192.300,00
|
|
Kemasan
@ 2500 x 50
|
Rp.
|
125.000,00
|
|
biaya tenaga kerja
|
Rp.
|
40.000,00
|
|
Biaya bbm/elpiji
|
Rp.
|
7.000,00
|
|
Transport dll
|
Rp.
|
4.000,00
|
|
Jumlah Biaya operasional
|
Rp.
|
368.300,00
|
|
Harga pokok per pack
|
Rp.
|
4.910,67
|
|
Harga jual per pack
|
Rp.
|
8.500,00
|
|
Omzet
|
Rp.
|
637.500,00
|
|
Asumsi Keuntungan = Omzet - Biaya
Operasional
|
Rp.
|
269.200,00
|
0 komentar