Fastfood Jepang Kaki Lima Banyak
yang minta
Fastfood atau dalam
terjemahan sederhana bisa disebut siap saji atau cepat saji merupakan jenis
makanan yang diimport dari luar negeri. Makanan yang awalnya banyak dikonsumsi
di Amerika ini lahir sebagai respon dari berkembangnya gaya hidup baru. Gaya
hidup yang menginginkan kemudahan dan kepraktisan dalam penyajian makanan.
Tumbuhnya kelas tenaga kerja terutama wanita, menjadikan permintaan akan
makanan yang siap saji bertambah besar. Waktu yang sempit karena lebih banyak
untuk bekerja di luar membuat mereka tidak punya waktu lagi untuk masak di
rumah.
Sedikit berbeda dari
fastfood ala amerika, fastfood bento jepang lebih bervariasi. Jika
fastfood Amerika didominasi bahan daging
sapi atau ayam, maka bento banyak variasi pada menu seafood. Cara penyajian juga berbeda. Bento biasanya
menggunakan wadah khusus ala jepang yang sudah disekat sekat tersendiri sehingga
lauk, nasi dan sayur menempati wadah tersendiri. Bento Jepang terkesan lebih
segar dan variatif. Cara penyajian tetap sama yakni cepat dan praktis. Penamaan
makanannya juga banyak menggunakan istilah jepang.
Fastfood dari jepang
banyak menyebar dan menjadi trend yang banyak ditiru. Sepaket masakan ala
jepang yang disajikan lengkap nasi lauk dan sayur untuk makan siang atau malam
menjadi alternatif yang disukai orang. Namun selama ini masakan fast food
jepang banyak dikelola resto modern multinasional sehingga harganya kurang
terjangkau. Di luar sana banyak konsumen yang ingin menikmati fastfood jepang
dengan harga terjangkau. Saat ini mulai banyak bertebaran fast food jepang ala
gerobakan yang dijual di kaki lima. Ide ini bisa saja kita lakukan sendiri dari
dapur. Tidak diperlukan teknologi dan investasi yang besar, hanya mesin freezer
dan gerobak sederhana untuk berjualan. Mengusung fastfood jepang ke kaki lima
adalah alternatif cerdas untuk membidik konsumen kelas menengah bawah yang juga
membutuhkana makanan ini.
Memilih
Ekkado sebagai lauk Bento Jepang
Untuk membuat usaha Bento
Jepang ini benar benar cepat saji, maka bahan makanan harus dibuat produksi
setengah jadi di rumah. Makanan yang setengah jadi diproduksi di rumah dan
disimpan beku di freezer. Di outlet/counter, penjaga tinggal memanaskan ulang
dalam beberapa menit dan langsung disajikan ke konsumen. Salah satu lauk
favorit adalah ekkado yakni olahan dari udang ikan yang diisi dengan telur dan
dibunkus dengan kulit tahu. Ekkado sangat populer karena sudah dikenalkan oleh
salah satu resto fastfood jepang yang punya nama di Indonesia. Otomatis harga
jualnyapun tidak boleh terlalu mahal sehingga perhitungannya harus menggunakan
bahan yang cukup ekonomis karena pembelinya dari kelompok menengah bawah.
Stok Ekkado yang dibuat
sebaiknya disimpan dengan baik yakni dalam kondisi beku dan dibungkus rapat
dengan plastic tahan dingin. Untuk penjualan di counter/outlet cukup di kirim
sesuai dengan target penjualan paket per hari atau beberapa sekali. Di counter
disedikan freezer khusus yang akan menyimpan makanan siap jadi. Sistim produksi
dan stok ini sangat efektif karena begitu praktis dan jika ada permintaan lebih
maka tidak akan bingung.
Agar Adonan ekkado bisa
ekonomis dan terjangkau, sebaiknya menggunakan teknik adukan cepat rantai
dingin sehingga bisa menambhankan sejumlah es batu yang cukup banyak dan mutu
adonan tetap terjaga baik untuk mengurangi kerusakan. Teknik ini sangat cocok
bagi yang ingin menjual nya dengan harga ekonomis.
Resep Ekkado Ekonomis Adukan Cepat Rantai Dingin
Bahan :
100 gr udang kupas
200 gr ikan tanpa duri dan kulit
175 gr es
75 gr tapioca
3 siung bawang putih
½ sdt fosfat makanan (stpp)
½ sdt
merica
1
batang bawang daun, rajang halus
1 sdm
minyak wijen
1 sdm
gula
1 sdt
garam
20 butir telur puyuh yang sudah direbus,
kupas, untuk isi bagian dalam
1
lembar kulit tahu dipotong menjadi 12 x 12 cm
10
lembar daun kucai yang sudah dicelup air panas, untuk mengikat
Cara Membuat :
Potong kulit tahu sesuai ukuran. Bersihkan garam
yang melekat dengan lap basah. Sisihkan.
Siapkan food processor, masukkan udang, ikan, es dan fosfat lalu aduk sampai tercampur rata dengan
menggunakan kecepatan tinggi. Masukkan tepung dan bumbu. Aduk lagi sampai rata.
Angkat. Masukkan rajangan daun bawang dan minyak wijen. Aduk dengan spatula.
Ambil 30 gr adonan, letakkan di tengah bagian
kulit tahu, isi dengan 1 butir telur puyuh. Bulatkan sehingga telur puyuh ada
di tengah. Bungkus dengan menggunakan kulit tahu. Ikat bagian ujung dengan daun
kucai. Lakukan sampai adonan habis.
Siapkan pengukus. Kukus ekkado selama 20-30 menit
sampai matang. Angkat dan dinginkan.
Jika ingin menghidangkan, goreng dalam minyak
panas selama 5-7 menit sampai kuning keemasan. Sajikan dengan nasi hangat dan
salad.* resep di up date dari buku wirausaha fastfood popular, tulisan
yuyun a, agromedia pustaka.
Perhitungan Harga Ekkado Per biji
|
|||
Bahan
|
Q'ty
|
Harga/kg
|
Biaya/Rp
|
Daging udang
|
100.00
|
60,000.00
|
6,000.00
|
daging ikan
|
200.00
|
40,000.00
|
8,000.00
|
es batu
|
175.00
|
125.00
|
21.88
|
tapioca
|
75.00
|
6,500.00
|
487.50
|
bawang putih
|
15.00
|
12,500.00
|
187.50
|
fosfat makanan
|
1.00
|
35,000.00
|
35.00
|
Merica bubuk
|
1.00
|
45,000.00
|
45.00
|
bawang daun
|
15.00
|
10,000.00
|
150.00
|
minyak wijen
|
5.00
|
75,000.00
|
375.00
|
gula
|
10.00
|
12,000.00
|
120.00
|
garam
|
12.00
|
1,500.00
|
18.00
|
telur puyuh
|
200.00
|
20,000.00
|
4,000.00
|
kulit tahu
|
1 lembar=20 biji
|
|
5,000.00
|
daun kucai
|
25.00
|
10,000.00
|
250.00
|
Total
|
834.00
|
|
24,689.88
|
Hasil jadi 20 buah
|
|||
Harga per buah
|
1,234.49
|
Analisa Usaha Penjualan Paket BENTO EKKADO NASI, 2 ekado, salad
dan nasi, 50 paket per hari
|
|||
Biaya Operasional
|
|||
biaya bahan ekado
|
Rp.
|
123,449.38
|
|
Kemasan kotak @500
|
Rp.
|
25,000.00
|
|
Nasi
|
Rp.
|
50,000.00
|
|
salad
|
Rp.
|
15,000.00
|
|
sambal sachet
|
Rp.
|
7,500.00
|
|
Tenaga kerja 1 orang
|
Rp.
|
35,000.00
|
|
Biaya bahan Bakar dan listrik
|
Rp.
|
2,000.00
|
|
minyak goreng
|
Rp.
|
5,000.00
|
|
Biaya sewa tempat per
hari
|
Rp.
|
10,000.00
|
|
Jumlah Biaya operasional
|
Rp.
|
272,949.38
|
|
Harga pokok per pack
|
Rp.
|
5,458.99
|
|
harga jual per pack
|
Rp.
|
9,500.00
|
|
omzet per hari
|
Rp.
|
475,000.00
|
|
keuntungan = omzet -
biaya operasional
|
Rp.
|
202,050.63
|
*tulisan pernah dimuat di harian surya surabaya jawatimur
0 komentar