Jamur Tiram, makan banyak yang
menanam
Jamur tiram (pleorotus ostreatus ) tiba tiba merebak dan banyak bermunculan. Dalam
bentuk segar di pasaran dengan mudah jamur ini mudah didapatkan. Untuk
melengkapi aneka masakan sehari hari mulai oseng, sup sampai mie ayam jamur ini
banyak digunakan. Rasanya enak, gurih dan sedap. Kebutuhan semakin meningkat
dan jumlah petani atau yang menanamnya juga semakin bertambah.
Jamur tiram yang merupakan jenis
jamur kayu ini mudah untuk dibudidayakan dengan aplikasi teknologi yang
sederhana. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan luas, cara budidaya
yang mudah, masa produksi relative cepat dan
waktu panen cepat serta terus menerus. Menanam jamur tiram bisa
dilakukan sesuai dengan kemampuan baik skala kecil sampai besar. Dijadikan
sebagai usaha sampingan (kadang kadang karena tidak butuh perawatan khusus)
ataupun utama.
Menjamurnya petani jamur tiram satu
menimbulkan dilema karena jamur ini mudah busuk. Ketika penyimpanan salah atau
suhu ruangan yang tidak cocok, jamur ini mudah untuk menjadi rusak. Bahkan yang
lebih menakutkan adalah ketika panen besar datang, sementara kebutuhan akan
sayur segar sudah terpenuni, maka petani akan bingung hendak dikemanakan jamur
tersebut.
Semakin banyak bahan baku yang
tersedia sebenarnya tantangan tersendiri untuk melakukan inovasi agar tidak
menimbulkan kerugian akibat jamur segar tidak terserap pasar. Salah satu cara
untuk meningkatkan nilai lebih jamur adalah dengan mengolahnya menjadi aneka
makanan yang awet dengan nilai jual tinggi. Ketersediaan bahan baku menjadi
peluang munculnya usaha olahan berbahan dasar jamur tiram.
Abon Nabati Jamur, Bisakah ?
Abon adalah satu makanan yang
awet dan banyak digemari. Abon yang dulu hanya digunakan untuk lauk sekarang
sudah banyak digunakan untuk aneka toping roti dan kue. Kalo biasanya abon
terbuat dari bahan daging misal nya daging sapi, ayam, atau ikan tenggiri,
membuat terobosan abon nabati yang bebas dari bahan hewani menjadi salah satu
ide yang patut dipertimbangkan.
Keunggulan membuat abon jamur
disamping dari sisi harga relative lebih murah, juga dari kandungan gizinya
tentunya berbeda dibanding dari bahan hewani. Jamur adalah salah satu bahan
nabati yang banyak mengandung serat. Untuk kelompok vegetarian yang
mengkonsumsi bahan yang mengandung hewani, bisa menjadi pasar khusus.
Dari sisi rasa, jamur memiliki
rasa sedap dan gurih yang mendekati rasa daging. Sementara tektur jamur yang
berserat jika dimasak dengan bagus akan mirip dengan serat daging. Cara membuat
abon jamur tidak memerlukan investasi yang mahal. Bisa dimulai dari dapur
sendiri dengan menggunakan peralatan dapur seadaanya.
Mengemas Abon
Agar Abon yang dijual tetap awet
pengemasan menjadi sangat penting sekali. Jika tidak dikemas dengan baik dan
benar, kemungkinan abon tercemar bahan berbahaya serta cepat rusak sehingga
memperpendak umur simpan menjadi ancaman tersendiri. Agar awet abon harus
dikemas dengan menggunakan alternative misal :
- Menggunakan plastik PET yang tebal, bisa berupa lembaran plastik yang banyak dijual di beberapa toko plastik besar (misal di Surabaya) dengan ketebalan tertentu. Bisa berupa toples atau kantong lembaran biasa. Gunakan yang memiliki ketebalan diatas 0.6 mm misalnya sehingga tidak mudah tertenmbus oleh udara.
- Menggunakan plastik PE, lebih elastic dan rapat, jika untuk bungkus dalam tidak perlu menggunakan yang jenis tebal.
- Menggunakan plastik vacuum (nilon) yang relative lebih elastis. Jika digunakan dengan mesin vacuum hasil kemasan lebih bagus dan tahan lama karena tidak ada kandungan udara di dalamnya.
- Menggunakan composite can dari bahan karton dan aluminium foil yang digabungkan. Kemasan ini lebih mahal dibanding yang lainnya.
- Aluminium foil juga sangat cocok untuk mengemas abon karena lebih tahan terhadap perubahan suhu di luar.
Agar hasil kemasan bagus, jangan
lupa mencantumkan merk, komposisi, tanggal kadaluarsa, berat, nama produsen
sampai cara pakai. Jangan lupa menuliskan keunggulan abon jamur yang anda
miliki. Ini sangat penting karena kemasan lah yang paling diingat dan
menarik konsumen sebelum merasakan
produknya.
Tips Membuat Abon Jamur
- Abon Jamur agar awet setelah digoreng kering sebaiknya ditiriskan dengan baik. Untuk skala besar menggunakan mesin peniris minyak. Untuk skala kecil bisa memeras atau menekan dengan menggunakan kain/tissue sehingga minyak keluar. Kandungan minyak yang banyak dalam abon akan membuat rasa tengik dan mempercepat masa simpan (mudah berjamur).
- Kedua bagian jamur baik batang maupun daun bisa digunakan. Jika menggunakan bagian batang pastikan pengirisan tipis atau dipukul tipis sehingga mudah kering dan tidak liat.
- Abon bisa menggunakan bahan baku kwalitas B misalnya karena ukuran jamur tidak jadi masalah. Jamur ukuran kecil atau kurang laku bisa digunakan untuk jamur.
- Gunakan api kecil sampai terus diaduk sampai mengering. Jika abon kurang juga, bisa dibantu dengan menambah pemanasan dengan menggunakan oven. Jangan menjemur abon matang di bawah terik matahari karena malah kotor dan berdebu.
- Pengemasan dilakukan dalam kondisi sudah dingin. Gunakan ruangan khusus dan sarung tangan sehingga abon jamur tidak terkontaminasi dengan kotoran atau bahan lain.
- Pemipihan atau pengirisan menentukan kwalitas kering abon nya.
Resep Abon Jamur Pedas
Cara Membuat Abon Jamur
Bahan :
Santan 300
ml
Laos 10
gr
Garam 4
gr
Gula
merah 40 gr
Bawang
merah 50 gr
Bawang
putih 20 gr
Tumbar 1
gr
Asam 3
gr
Daun
salam 2
gr
Cabe
bubuk 15 gr
Cara Membuat : Jamur tiram dicuci
dan diberihkan bagian kotornya. Kukus selama 10 menit, angkat dan dinginkan.
Peras jamur sampai agak mengering (700 gr jamur mentah setelah dikukus dan
peras menjadi 300 gr). Potong jamur
bagian daun sendiri dan batang dikumpulkan tersendiri. Potong potong kecil
kedua bagian jamur tersebut. Bagian batang setelah dipotong memanjang mirip
serat daging harus dipipihkan dengan menggunakan pemipih (bisa uleg uleg)
sehingga batang jamur benar benar tipis dan tidak tebal. Batang yang tebal
membuat abon tidak kering sehingga liat dan lembab.
Haluskan bumbu laos, bawang
merah, bawang putih, gula merah, tumbar dan asam. Tumis sampai harum, masukkan
daun salam dan jamur. Aduk dan tambahkan santan. Aduk sampai tercampur rata,
kecilkan api. Aduk terus sehingga tidak gosong sampai adonan mengering.
Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat adonan menjadi kering. Sesuaikan
dengan panas api sehingga tidak kebesaran. Api yang besar membuat adonan mudah
gelap.
Ketika abon sudah mengering
segera angkat, dingin dan tiriskan. Jika belum memiliki mesin peniris untuk
menghilangkan minyak, abon harus diperas sampai minyak hilang bisa menggunakan
kain atau tissue. Campurkan dengan cabe bubuk sehingga abon terasa manis dan
pedas. Abon boleh dikemas setelah minyak hilang dan dingin. Kandungan minyak
dalam abon membuat abon jadi mudah tengik dan berjamur, sehingga tidak tahan
lama.
*anda bisa berkreasi dengan
menambahkan aneka rasa karena abon dari bahan jamur cenderung bersifat netral:
Bisa ditambahkan bubuk kaldu ayam menjadi abon jamur ayam, biji wijen, bawang
putih goreng atau bawang merah goreng atau aneka bumbu tabur lainnya.
*Rendeman jamur setelah masak dan
peras 42% dari jamur segar = harga 1 kg jamur mentah : 42% = harga per kg
setelah diperas.
Analisa
Usaha Abon Jamur Pedas
|
|||
Nama Bahan
|
Jumlah/gr
|
harga/kg
|
Total/Biaya/Rp
|
Jamur
|
300.00
|
9,523.81
|
2,857.14
|
santan
|
300.00
|
4,000.00
|
1,200.00
|
laos
|
10.00
|
4,000.00
|
40.00
|
garam
|
4.00
|
1,500.00
|
6.00
|
gula merah
|
40.00
|
12,000.00
|
480.00
|
bawang merah
|
50.00
|
15,000.00
|
750.00
|
bawang putih
|
20.00
|
15,000.00
|
300.00
|
tumbar
|
1.00
|
45,000.00
|
45.00
|
asam jawa
|
3.00
|
30,000.00
|
90.00
|
daun salam
|
2.00
|
5,000.00
|
10.00
|
cabe bubuk
|
15.00
|
45,000.00
|
675.00
|
Total jumlah
|
745.00
|
|
6,453.14
|
Jumlah biaya untuk
|
|
|
|
Setelah digoreng , rendemen = 36,9%
|
275.00
|
gr
|
|
Harga kg
|
|
|
23,465.97
|
Analisa
Biaya Operasional Per Hari
|
|||
Perkiraan
Penjualan 50 pack x 100 gr = 5 kg abon jadi
|
|||
Pengeluaran
Biaya produksi 50 pack
|
|||
Bahan Abon Jamur
|
Rp.
|
117,330
|
|
Upah karyawan
|
Rp.
|
35,000
|
|
Bahan Bakar
|
Rp.
|
10,000
|
|
Kemasan
toples + label (Rp. 600 x 50)
|
Rp.
|
30000
|
|
Listrik
|
Rp.
|
1,000
|
|
Biaya Lain Lain
|
Rp.
|
5,000
|
|
Total Pengeluaran
|
Rp.
|
198,330
|
|
Harga Pokok Per toples
|
Rp.
|
3,967
|
|
Harga Jual Per toples
|
Rp.
|
7,500
|
|
ANALISA
KEUNTUNGAN PER HARI
|
|||
Penjualan
50 pack x harga jual
|
Rp.
|
375,000
|
|
Perkiraan Keuntungan per hari
|
|||
Penerimaan - pengeluaran
|
Rp.
|
176,670
|
mantap banget,,new inspirasi,,thanks ya smoga berkah smua urusannya
BalasHapus